Keindahan Raja Ampat Dirusak Tambang Nikel, Apa Dampaknya bagi Keanekaragaman Hayati dan Laut?
INDOZONE.ID - Raja Ampat, Papua Barat, yang dijuluki sebagai "Surga Terakhir di Bumi", kini terancam punah akibat aktivitas tambang nikel yang mulai membabat sejumlah pulau eksotis di wilayah tersebut.
Apa jadinya jika wilayah perairan yang bening dan kaya akan kehidupan bawah laut, karst membentang megah, dan hutan alami yang menutupinya akan rusak akibat tambang ini.
Kini, julukan "Surga Terakhir di Bumi" hanya akan menjadi sejarah yang tak pernah terlupakan.
Baca Juga: Kenapa Raja Ampat Tiba-tiba Viral? Wamenpar Ni Luh Puspa Buka Suara
Dilansir dari laman Greenpeace, wilayah Raja Ampat telah diakui sebagai situs warisan dunia UNESCO Global Geopark.
Keindahan pulau-pulaunya, seperti Pulau Waigeo, Batanta, Salawati, dan Misool, dinilai sebagai bentang alam yang unik, langka, dan terawat sehingga dapat memikat para pengunjung.
Oleh karena itu, banyak masyarakat yang menyuarakan dengan membuat tagar #SaveRajaAmpat saat pertambangan nikel diizinkan di wilayah tersebut.
Kerusakan Alam Akibat Tambang Nikel Bisa Mengganggu Ekosistem
Jika pertambangan terus berkembang di Raja Ampat, maka ekosistem yang ada di sana akan mengalami gangguan signifikan.
Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh biota laut, tetapi juga ekosistem hutan, kehidupan masyarakat lokal, dan kegiatan ekowisata.
Menurut Greenpeace, lebih dari 8.775 hektare hutan terancam rusak akibat aktivitas pertambangan nikel.
Sementara itu, pertambangan di pulau-pulau kecil akan menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan yang berdampak pada masyarakat sekitar, yang bertentangan dengan Undang-Undang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Gambaran Kultural dan Spiritual
Nama Raja Ampat memiliki akar dalam legenda Papua yang menceritakan tentang enam telur naga yang melahirkan lima manusia, empat laki-laki dan satu perempuan.
Keempat laki-laki tersebut diyakini menjadi raja di empat pulau utama: Waigeo, Misool, Salawati, dan Batanta.
Pulau-pulau ini bukan sekadar nama geografis, melainkan juga memiliki makna kultural dan spiritual bagi masyarakat Papua.
Aktivitas pertambangan di wilayah ini dapat merusak identitas dan warisan leluhur masyarakat setempat.
Raja Ampat Bagian dari UNESCO Global Geopark
Penetapan Raja Ampat sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark menempatkannya sebagai kawasan lindung dengan status internasional yang tinggi.
Oleh karena itu, aktivitas pertambangan di wilayah ini dapat dianggap tidak sesuai dengan komitmen global untuk melindungi bumi dan sumber daya alam yang berharga.
Baca Juga: Menyusuri Keindahan Raja Ampat Papua, Surga Tersembunyi di Timur Indonesia
Potensi Wisata yang Tidak Tergantikan
Raja Ampat memiliki banyak destinasi wisata yang unik dan menarik, seperti Desa Sawinggrai yang merupakan habitat burung cendrawasih dan Cross Wreck yang menjadi situs sejarah bagi para penyelam.
Misool, salah satu ikon keindahan Raja Ampat, hanya dihuni oleh sebagian kecil masyarakat dan dikelilingi oleh bukit karst yang indah.
Jika tambang mulai beroperasi di wilayah ini, maka daya tarik wisata alam yang berkelanjutan berpotensi hilang.
Padahal, wisata alam dapat memberikan manfaat ekonomi jangka panjang yang lebih menjanjikan dibandingkan dengan industri tambang yang eksploitatif dan memiliki umur yang singkat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Greenpeace Indonesia