Selain masjid-masjid bersejarah, Turki juga punya banyak kota kuno peninggalan Yunani dan Romawi. Salah satunya Perge yang berada di kawasan Mediterania atau Laut Tengah, provinsi Antalya.
Kota Perge memiliki empat pintu masuk. Tapi wisatawan harus melewati Roman Door di benteng kota.
Gerbang Romawi ini kedua sisinya dilindungi menara tinggi. Baik Gerbang luar maupun dalam, dibangun pada masa pemerintahan Kaisar Septimius Severus.
Perge dalam Mitologi Yunani
Menurut mitologi Yunani, Perge berasal dari abad ke-13 SM, ketika imigran Yunani tiba di Pamfilia, melintasi Asia Kecil setelah Perang Troya. Dua peramal terkenal, Mopsos dan Calchas diakui sebagai pendiri Perge.
Perge adalah salah satu kota terpenting di Pamfilia kuno. Pada abad ke-2 SM, kota ini mencapai periode kemakmuran pertama dan mulai mencetak koinnya sendiri dengan gambar Artemis.
Dalam mitologi Yunani kuno, Artemis adalah dewi perburuan, alam liar, hewan liar dan kelahiran. Ia merupakan putri dari Zeus dan Titan Leto, juga saudari kembar Apollo.
Selain koin, sebuah kuil megah juga dibangun di Perge, untuk menghormati Dewi Artemis.
Baca juga: Persepolis, Sebuah Kota Kuno di Iran
Kota Kelahiran Filsuf dan Ilmuwan Dunia
Perge merupakan kota kelahiran para filsuf dan ilmuwan dunia. Salah satunya Apollonius, ahli geometri, matematika dan astronom Yunani.
Apollonius mengidentifikasi dan memberi nama bagian-bagian kerucut, yaitu elips, parabola dan hiperbola, seperti yang kita kenal sekarang.
Namanya diabadikan untuk Kawah Apollonius di bulan, sebagai bentuk penghormatan untuknya.
Kota Tercantik dan Termodern
Hingga tahun 334 SM, Perge berada di bawah pengaruh Persia. Sekitar tahun 188 SM, saat Romawi menguasai kota ini, Perge mencapai periode keemasan. Berbagai monumen dan bangunan megah berdiri di kota ini.
Ada teater bergaya Greco-Roman berkapasitas lima belas ribu penonton. Fasad teater terdiri dari lima gerbang dan didekorasi dengan mewah. Sementara panggungnya dihiasi relief marmer.
Perge juga punya stadion kuno terbesar yang masih terpelihara dengan baik. Stadion terdiri dari 13 baris kursi di atas kubah, dengan kapasitas dua belas ribu penonton. Di dekat stadion, terdapat arena pertarungan gladiator.
Perge dibagi menjadi empat distrik. Deretan tiang berelief yang menghiasi jalanan pusat kota, sebagian masih terpelihara dengan baik. Di tengah kota juga terdapat Agora, pusat komersial dan politik. Lantai beberapa toko ditutupi dengan mozaik.
Pemandian Umum
Ada beberapa Pemandian Romawi di Perge, dengan rangkaian ruangan yang dihiasi patung, tiang dan relief. Ada kolam renang air dingin, kolam air hangat dan kolam air panas.
Sistem pemanas bawah lantai dan pecahan lempengan marmer di dinding pemandian, masih ada sampai sekarang.
Fasilitas pemandian umum menjadi salah satu bukti kemewahan dan simbol gaya hidup sehat bangsa Romawi. Mereka datang ke pemandian untuk relaksasi sekaligus bersosialisasi.
Baca juga: Sebelum Kairo, Ibu Kota Mesir Adalah Memphis, Kota Kuno yang Disebut dengan Dinding Putih
Banyak Bangunan Monumental
Perge termasuk salah satu kota Romawi yang paling tertata. Ada kompleks air mancur monumental (Nymphaeum), yang terdiri dari tangki air dan fasad hias. Bangunan ini didedikasikan untuk Dewi Artemis, Kaisar Septimius Severus beserta istri dan putranya, serta Kaisar Hadrian.
Airnya berasal dari kanal-kanal, yang juga mengalir ke pemandian. Kanal membentang di tengah jalan dan bisa digunakan penduduk Perge. Di bawahnya ada sistem saluran pembuangan tersembunyi.
Bangunan monumental lainnya yaitu Menara Hellenistik dan Palaestra, tempat latihan fisik dengan halaman terbuka yang dikelilingi ruang ganti.
Basilika dan Gereja
Di era Romawi, Perge jadi salah satu pusat kegiatan agama Kristen. Rasul Paulus memperkenalkan Kristen ke penduduk Perge pada abad pertama Masehi.
Banyak basilika dan gereja dibangun di kota ini. Sekitar abad ke-5 dan ke-6 M, Perge memiliki pangkat keuskupan. Selama invasi Arab pada abad ke-8, seluruh basilika dan gereja diratakan dengan tanah dan tidak pernah dibangun kembali.
Setelah Kekaisaran Romawi jatuh, Perge ditinggalkan penduduknya. Tahun 1946, para arkeolog mulai menggali reruntuhan kota tua ini. Empat puluh tahun kemudian, barulah Perge ditemukan. Patung-patung dan beberapa artefak ditempatkan di Museum Arkeologi Antalya.
Artikel Menarik Lainnya:
- Pimpinan Viking yang Ganas Ini Sudah Pura-pura Mati, Ternyata Salah Menjarah Kota
- Review "Missing": Pencarian Ibu yang Hilang Dipenuhi Adegan Menegangkan dan Plot Twist
- Fakta Pernikahan Deva Mahenra & Mikha Tambayong, Beda Agama hingga Sahabat Jadi Cinta
- Mesir Akan Bikin Ibu Kota Baru, Bak Oase di Gurun Pasir
- Kecelakaan Kereta Api Mesir Menewaskan 11 Orang Setelah Gerbong Tergelincir di Utara Kairo
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini .
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: