Sabtu, 06 AGUSTUS 2022 • 14:48 WIB

Transkrip Lengkap Senator Australia Pauline Hanson Hina Bali 'Jorok' Penuh Kotoran Sapi

Author

Pauline Hanson politisi kontroversi sayap kanan Australia hina Bali yang penuh kotoran sapi. (Foto/Youtube/ Pauline Hanson's Please Explain)

Pernyataan menghina datang dari Senator Australia Pauline Hanson dari Partai Satu Bangsa (One Nation), menilai Bali penuh kotoran sapi bisa masuk ke Australia di tengah maraknya penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di Indonesia.

Pauline Hanson dalam sidang parlemen di Australia menyebut jalanan di Bali penuh dengan kotoran sapi.

Kata politisi kontroversi sayap kanan itu sapi di Bali dibiarkan berada di jalanan saat banyaknya wisatawan asal Negeri Kangguru itu melakukan kunjungan wisata ke Pulau Dewata hingga dikhawatirkan membawanya pulang ke dalam negeri.

Namun anggapan itu dibantah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno. Pernyataan Hanson itu salah dan tidak sesuai dengan fakta dengan kondisi yang ada di Bali.

"Apa yang disampaikan seorang senator Australia @senatorpaulinehanson ini tidak berdasar pada fakta. Secara tegas dan lugas saya sampaikan untuk jangan pernah menghina Bali, ikon dan jantung pariwisatanya Indonesia," kata Sandi melalui akun Instagramnya seperti yang dikutip Indozone, Sabtu (6/8/2022).

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

 

Bahkan seorang influencer asal Australia, Damian Hoo, memperlihatkan kondisi yang sebenarnya di Bali, tidak seperti apa yang dituduhkan politisi kontroversial Australia itu.

Dalam konten video yang dibagikannya, Damian Hoo menunjukkan di jalanan Bali yang bersih dan bebas dari kotoran sapi. Sama sekali tidak ada hewan ternak yang dibiarkan berkeliaran di jalanan.

Hewan ternak sapi justru dipelihara di lokasi yang khusus. Tampak melalui video yang dibagikan sapi itu berada dalam area tanah berumput yang diisolasi bangunan bertembok di sekelilingnya.

Namun Pauline Hanson tidak beranggapan demikian. Dia menilai banyak kotoran sapi dibiarkan berada di jalanan hingga dikhawatirkan terbawa oleh wisatawan Australia yang berkunjung ke Bali.

Australia saat ini tengah gencar mengantisipasi penyebaran PMK di Negeri Kangguru. Mereka tidak ingin virus PMK sampai menghancurkan industri peternakan sapi yang memang menjadi andalan devisa negeri itu.

Pauline Hanson pun mengusulkan untuk menutup perbatasan Australia dengan Indonesia karena maraknya penebaran virus PMK seperti halnya yang sudah mereka lakukan terhadap penyebaran Covid-19.

Wisatawan menikmati pemandangan objek wisata Ulun Danu Beratan saat berkunjung di Tabanan, Bali, Kamis (4/8/2022). (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)

 

Berikut transkrip pernyataan lengkap Pauline Hanson seperti yang disampaikan dalam kanal Youtube-nya yang berjudul 'Pauline Hanson responds to Misleading Murray - Foot and Mouth Disease':

Bali berbeda dengan negara lain karena sapi bebas berjalan di mana-mana. Kotoran sapi bertebaran dan orang berjalan di atasnya hingga terbawa di pakaiannya. Dan itu kembali ke negara ini.

Ada perbedaan besar dengan apa yang terjadi di Bali begitu dekat dengan kita.

Bali adalah salah satu tujuan wisata terbesar kami bagi orang Australia. Ya, memang perlu dipertimbangkan dan dicermati atas dasar kerusakan yang bisa ditimbulkannya terhadap negara ini. Dan menteri mengatakan kemarin, baik jika masuk ke Australia.

Baiklah jika kita akan melakukannya pada saat itu, itu akan menjadi terlambat begitu masuk ke sini, kita telah kehilangan biosekuriti kita selamanya. Kami tidak akan bisa membasminya. Anda tidak bisa hanya mengatakan kami akan memberi kompensasi kepada petani karena jika itu jawaban Anda, itu konyol.

Karena orang-orang Australia telah memiliki nyali yang besar untuk benar-benar memungut potongan-potongan itu dengan uang pajak mereka dan kompensasi dan remunerasi yang dibayarkan kepada begitu banyak orang karena kesalahan berdarah kami yang dibuat di tempat ini.

Jika kita bisa menutup perbatasan akibat pandemi Covid-19 tapi kemudian kita bisa menutup perbatasan ini sampai PMK bisa diberantas. Ya tentu saja kami sepenuhnya mendukung pertahanan dan Anda tahu menghentikannya (PMK) datang ke Australia.

Tapi kita juga harus memastikan tidak sampai ke sini dan bisa dibawa masuk dengan sangat mudah. Sebenarnya orang-orang yang bepergian dapat mengangkatnya ke hidung untuk jangka waktu sekitar 26 hingga 28 jam.

Sehingga bisa dibawa ke dalam negeri. Itu kenapa, apa masalahnya dengan menutup perbatasan padahal kita melakukannya begitu mudah untuk Covid-19. Kenapa tidak untuk ini (PMK), kenapa tidak sampai diberantas atau dikendalikan di Indonesia dalam waktu singkat.

Pemikiran lain yang harus saya pertanyakan adalah mengapa kita tidak benar-benar memberikan denda yang lebih berat di bandara bahwa orang-orang membawa produk ini ke negara mereka membuat alasan 'oh saya tidak bisa membaca bahasa Inggris saya tidak mengerti bahasa Inggris'.

Artikel Menarik Lainnya

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: