Kategori Berita
Media Network
Jumat, 18 APRIL 2025 • 11:14 WIB

Perkembangan Jukung sebagai Transportasi Sungai Tradisional di Banjarmasin dari Abad Ke-19, Jadi Daya Tarik Wisata

Jukung Banjarmasin. (Banjarmasinkota.go.id)

INDOZONE.ID - Penggunaan transportasi sungai sangat bergantung pada kondisi geografis dan alam suatu wilayah. Di Kalimantan Selatan, kondisi lanskapnya sangat ideal untuk transportasi sungai sehingga menjadi contoh sempurna bagaimana moda transportasi ini dapat diimplementasikan secara efektif.

Selain itu, transportasi sungai juga mendukung pariwisata dan mendorong interaksi sosial budaya antara satu daerah dengan daerah yang lain.bagi masyarakat Banjar, sungai memiliki makna filosofis yang mendalam. Hubungan ini tercermin dalam istilah “kayuh baimbai,” yang merupakan semboyan masyarakat kota Banjarmasin.

Angkutan air dalam masyarakat tradisional Banjar dikenal dengan nama jukung, daerah lain biasanya menyebutnya dengan istilah perahu atau sampan. Transportasi air tradisional di Kalimantan Selatan memiliki berbagai bentuk yang berhubungan dengan lokasi geografis dan fungsinya.

Baca Juga: Banjarmasin Jadikan Siring Martapura jadi Objek Wisata Kuliner Ramadan, Buat Ngabuburit

Berdasarkan tipe dan pembuatannya, jukung dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu jukung sudur, jukung patai, dan perahu batambit. Jukung tidak memiliki mesin dan digerakkan dengan menggunakan dayung atau galah.

Jukung Tambangan di Sungai Martapura. (Wikipedia)

Jukung berfungsi sebagai alat perhubungan dan perdagangan serta perlengkapan menangkap ikan di sungai, danau, maupun rawa-rawa (Budhi, 2023:103). Masyarakat Banjar juga mengenal jukung raksasa yang biasanya digunakan untuk sarana pengangkutan antara Kuala Kapuas di Kalimantan Tengah dan Banjarmasin, serta perahu lambo yang dipergunakan untuk pelayaran menyeberangi lautan.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman, kebiasaan orang menggunakan transportasi sungai untuk bepergian sudah hampir punah.

Seiring dengan berkembangnya pilihan perjalanan darat, masyarakat Banjar secara bertahap mulai mengurangi ketergantungan mereka pada jukung karena kemajuan teknologi dan transportasi. Saat ini, orang dapat melakukan perjalanan ribuan kilometer dengan menggunakan moda transportasi yang canggih.

Baca Juga: FOTO: Parade Jukung Hias di Bali

Pergeseran ini secara signifikan mengubah lanskap transportasi dan berdampak pada moda transportasi tradisional berbasis sungai seperti jukung. Perlahan-lahan, kendaraan seperti sepeda, sepeda motor, dan mobil mulai mendominasi jalanan wilayah Kalimantan Selatan.

Banner Z Creators Undip.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Jurnal Sosial Andalas

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Perkembangan Jukung sebagai Transportasi Sungai Tradisional di Banjarmasin dari Abad Ke-19, Jadi Daya Tarik Wisata

Link berhasil disalin!