Ilustrasi Pesawat Militer AS berjenis Boeing C-17 Globemaster III. (Dok. US Air Force/Dennis Rogers)
Baru-baru ini, sebuah video yang menampilkan pesawat besar berwarna abu-abu mendarat di Bali, viral di media sosial. Pada video itu, terlihat bendera Amerika Serikat dan tulisan ‘U.S Air Force’ pada bagian kepala pesawat.
Video yang diunggah melalui akun Instagram/mo.spotting_ memperlihatkan pesawat yang diketahui milik militer AS itu, melintas begitu dekat di atas jalan raya Bali. Warga sekitar yang melihat pun, sontak langsung berhenti dan melihat pesawat raksasa itu.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pesawat berjenis Boeing C-17 Globemaster III ini, mendarat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali. Kedatangan pesawat itu untuk mempersiapkan kedatangan Presiden AS Joe Biden pada acara puncak KTT G20 di Bali.
Baca Juga: Seperti Naiki Angkot, Video Pesawat Militer AS Diserbu Massa Mau Kabur dari Afghanistan
Nah, berikut beberapa fakta terkait pesawat Boeing C-17 Globemaster III yang mendarat di Bali:
Dikutip dari situs nationalmuseum.af.mil, Boeing C-17 Globemaster III merupakan pesawat angkut militer yang dikembangkan tentara Amerika Serikat (USAF), bersama dengan Boeing Integrated Defense System.
Pengembangan awal pesawat ini dilakukan dari tahun 1980 sampai dengan awal 1990 bersama dengan McDonnell Douglas (sekarang McDonnel Douglas telah bergabung dengan Boeing). Daya angkut pesawat ini pun sangat besar.
Kapasitas muatan maksimum C-17 Globemaster adalah 77,519 ton dan berat lepas landas kotor maksimumnya 265,352 ton. Dengan sebuah kargo berukuran 26,82m x 5,48m x 3,76m, pesawat ini mampu membawa sampai 18 cargo pallets, 144 prajurit, 102 prajurit parasut, atau 48 litters.
Dengan kapasitas ini, C-17 mampu mengangkut hamper semua peralatan mobile tentara US termasuk tank perang utama M1 Abrams, M2/M3 Bradley, sampai 4 helikopter transport UH-60 Blackhawk atau sampai 2 helikopter serang AH-64 Apache.
Baca Juga: Kemenhub Batasi Penerbangan Reguler ke Bali selama KTT G20 Berlangsung, Ini Alasannya
Pesawat jenis Boeing C-17 Globemaster III ini pertama kali diluncurkan pada tahun 1991. Pesawat jenis ini, terakhir diproduksi pada tahun 2015. Dikutip dari situs Boeing, produksi terakhir itu, sebagai pertanda ditutupnya fasilitas pabrik rakitan dan pembuatan C-17 di Long Beach.
Pihak Boeing telah mengirimkan sekitar 260 unit C-17 Globemaster kepada para pemesannya hingga 2014. Adapun rinciannya yakni, 223 buah untuk Angkatan Udara AS, dan 37 buah pesawat lainnya untuk negara lain. Mulai dari Kuwait, Australia, Kanada, India, Inggris, Uni Emirat Arab, dan negera-negara Sekutu NATO.
Setelah lini produksi C-17 Globemaster ditutup, pihak pabrikan Boeing masih menjamin ketersediaan suku cadang, upgrade sistem, dan perawatan secara berkala C-17 Globemaster.
Belum diketahui pasti untuk program penggantian pesawat. Hanya saja, jika memang diperlukan, Boeing mungkin akan membuka kembali lini produksi itu.
Dikutip dari laman resminya, Boeing C-17 Globemaster III juga mengangkat teknologi NASA. Teknologi areonautika yang dikembangkan NASA dalam beberapa tahun terakhir ini, juga terdapat pada pesawat itu.
Beberapa teknologi canggih lainnya juga terdapat pada pesawat Boeing C-17 Globemaster III ini. Mulai dari desain sayap, teknologi penerbangan atau fly-by-wire, sistem mesin pesawat, hingga bahan material komposit pada strukturnya.
Selain itu, pesawat angkut militer ini juga dinilai bisa terbang jarak jauh dengan membawa muatan besar dan sistem bongkar muat kargo yang sangat efektif.
Baca Juga: 393 Unit Mobil Listrik Hyundai untuk G20 Summit Mendarat di Bali
Selain memiliki kapasitas muatan yang besar hingga teknologi yang mumpuni, Boeing C-17 Globemaster III ini juga diketahui punya kemampuan beroperasi di segala landasan. Misalnya, di bandara dengan landasan pendek dan fasilitas seadanya.
Hal itu lantaran C-17 menggunakan blown flaps, generator vortex dan thrust reversers (tenaga dorong kebalikan) untuk pendaratan jarak pendek. C-17 juga dapat beroperasi pada landasan sepanjang 915 m dengan lebar 27,5 m, dan dapat bermanuver untuk membelok menggunakan a three-point turn.
Video: People run on tarmac of Kabul international airport as a US military aircraft attempts to take off. pic.twitter.com/9qA36HS0WQ
— TOLOnews (@TOLOnews) August 16, 2021
Ketika Taliban berhasil menguasai Afganistan, pesawat C-17 Globemaster berhasil mencuri perhatian warganet di media sosial. Pesawat ini dijadikan sebagai transportasi untuk mengevakuasi warga Afganistan yang ingin keluar dari negeranya.
Kala itu, pesawat ini dapat menampung kurang lebih 800 orang warga yang ingin keluar dari Afganistan. Akan tetapi, hanya ada sekitar 600 warga saja yang berhasil menumpangi pesawat tersebut.
Meski begitu, pesawat angkut militer C-17 Globemaster ini diklaim sebagai pesawat kargo paling fleksibel di lingkungan angkatan udara, dan bisa digunakan di segala macam operasi, baik militer ataupun misi kemanusiaan.
Wah, keren ya! Kira-kira Indonesia kapan bisa punya pesawat militer seperti Boeing C-17 Globemaster III ini?
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: