Ilustrasi haemultang. (Instagram/queenbeejoo)
Berbagai makanan yang berasal dari Korea Selatan selalu hype di kalangan anak muda di seluruh dunia termasuk Indonesia. Mulai dari mie samyang, toppoki, odeng, ramyun, bibimbap dan masih banyak lainnya. Terlebih lagi banyak serial drama yang menghadirkan ragam kuliner yang menggugah selera.
Namun, di balik ekspektasi kamu tentang deretan kuliner lezat Korea Selatan, ternyata ada beberapa hidangan ekstrem yang dinilai tak lazim untuk dikonsumsi oleh banyak orang di luar Korea Selatan.
Penasaran apa saja sih makanan tersebut, berikut ini deretan makanan ekstrem yang patut dicoba bagi kamu yang memiliki keberanian.
Haemultang merupakan makanan berkuah sejenis sup yang berisi aneka seafood. Umumnya disajikan dalam keadaan panas dan diberi bumbu rempah seperti jahe, bawang putih, garam dan lainnya. Bagian unik dari makanan ini adalah seafood dihadirkan secara mentah, sehingga aroma bau amis masih sangat menyengat.
Tekstur seafood yang masih kenyal membuat hidangan ini tak lazim untuk dikonsumsi bagi sebagian besar orang. Tetapi bagi orang Korea Selatan Haemultang menjadi makanan hangat yang sangat menarik.
Bagi pencinta sosis wajib mencoba sosis ala Korea Selatan yang terbuat dari usus sapi atau babi yang dicampurkan sayuran serta darah babi. Makanan ini merupakan cemilan tradisional yang menjadi favorit warga Korea Selatan.
Bahkan, kita bisa menemukan sundae dengan mudah di sejumlah pinggir jalan di sana. Biasanya penjual sundae juga menjual toppoki, odeng maupun kimbab.
Kebayang nggak sih menyantap gurita hidup-hidup? Bagi warga Korea seporsi Sannakji merupakan hidangan yang begitu istimewa. Terdapat sensasi yang luar biasa saat makan bayi gurita ini.
Meski disajikan dengan potongan, namun gurita mentah ini masih bergerak, hingga saat dimakan bisa menempel di mulut. Menikmati Sannakji juga menjadi agenda wajib yang dilakukan turis saat berkunjung ke Korea Selatan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: