Sabtu, 05 AGUSTUS 2023 • 11:26 WIB

Mengintip Surganya Barang Antik di Jalan Surabaya Cikini, Langganan Bule yang Mulai Sepi

Author

Suasana pasar barang antik di jalan Surabaya kawasan Cikini Jakarta Pusat yang terlihat sepi. (Z Creators/Nur Faridha)

INDOZONE.ID - Ada nggak sih anak muda yang hobi berburu barang-barang antik? Tentunya ada, walaupun biasanya anak muda bule.

Nah, hal itulah yang terlihat oleh Z Creators yang melintas di jalan Surabaya, kawasan Cikini, Jakarta Pusat. Tampak dua wisatawan asing yang umurnya ditaksir sekitar 20-an tahun melihat sebuah lampu antik dan pajangan kuningan di salah satu kios di Pasar Barang Antik jalan Surabaya.

Pasar Barang Antik di Jalan Surabaya, Menteng, Jakarta Pusat, yang dahulunya merupakan tempat yang ramai dikunjungi oleh pembeli dan wisatawan mancanegara, terutama dari tahun 1960 hingga 1970-an. Dahulu kala, banyak anak muda penggemar musik yang mencari vinyl atau pemutar piringan hitam di jalan ini.

Suasana pasar barang antik di jalan Surabaya kawasan Cikini Jakarta Pusat yang terlihat sepi. (Z Creators/Nur Faridha)

Namun, siang itu suasana terasa lenggang di sepanjang jalan Surabaya. Bahkan para penjual lebih memilih untuk nongkrong di seberang jalan sambil ngopi. Begitu mereka melihat pelanggan, beberapa dari mereka mulai menyeberang jalan dan menghampiri.

Baca Juga: Jadi Surga Belanja Calon Pengantin, Pasar Berusia 560 Tahun Ini Jual Handuk Cantik Sampai Sepatu Unik

Saat itu, Z Creators mencoba melihat kumpulan walking cane dengan berbagai jenis bahan dan ukiran. Sontak seorang pedagang langsung memamerkan barang serupa.

"Tongkatnya ada pilihannya banyak. Ada yang polos atau ukiran naga," kata seorang penjual berusia lanjut yang tak mau disebutkan namanya.

Saat iseng bertanya harganya, sang penjual pun menyebutkan harga Rp650 ribu. Merasa terlalu mahal dan menolak, ia pun menurunkan hingga setengah harga sambil memelas lantarannya barangnya belum ada yang terjual hari itu karena sepi.

Suasana pasar barang antik di jalan Surabaya kawasan Cikini Jakarta Pusat yang terlihat sepi. (Z Creators/Nur Faridha)

Hal ini menunjukkan kondisinya sedikit sepi di hari itu. Meski ada beberapa bule yang melintas, namun beberapa dari mereka hanya bertanya dan numpang lewat, tak semuanya berakhir dengan transaksi.

Sejatinya, pasar ini dulunya sangat ramai dan diminati oleh wisatawan mancanegara (wisman) yang datang untuk mencari barang antik atau "harta karun." Wisman ini menjadi salah satu faktor utama dalam kesuksesan pasar ini pada masa itu.

Baca Juga: Pasar Senthir: Surganya Barang Antik di Yogya, Jam Tangan Cuma Rp10 Ribuan

Suasana pasar barang antik di jalan Surabaya kawasan Cikini Jakarta Pusat yang terlihat sepi. (Z Creators/Nur Faridha)

Sayangnya, pasar barang antik mengalami penurunan minat pengunjung yang signifikan. Hal ini terlihat dari sepinya kunjungan pembeli, terutama wisman. Pandemi Covid-19 menjadi salah satu penyebab utama sepinya pengunjung. Situasi ini terjadi di seluruh pasar dan tempat wisata, termasuk di Pasar Barang Antik Jalan Surabaya.

Faktor ekonomi yang tidak menentu juga menjadi pertimbangan bagi pengunjung.

Suasana pasar barang antik di jalan Surabaya kawasan Cikini Jakarta Pusat yang terlihat sepi. (Z Creators/Nur Faridha)

Selain itu, banyak barang bekas diimpor dari berbagai negara, seperti China dan India. Namun, sekarang jumlah barang bekas yang tersedia sudah tidak sebanyak dulu. Beberapa barang antik berasal dari India, terutama karena pengaruh sejarah kolonial Inggris di sana.

Kendati seperti itu, para pedagang tetap membuka pasar setiap hari sampai menjelang Magrib. Mereka selalu berharap pada keramaian di setiap akhir pekannya.

Penulis: Nur Faridha


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

  Banner Z Creators

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Z Creators