Rabu, 09 APRIL 2025 • 19:02 WIB

Pariwisata Dunia Lagi Terguncang, Taman Safari Indonesia Justru Tancap Gas

Author

Taman Safari Indonesia tancap gas saat pariwisata sedang lesu akibat ekonomi dunia.

INDOZONE.ID– Saat banyak negara masih menyesuaikan arah di tengah derasnya tarif global dan dinamika ekonomi, Taman Safari Indonesia (TSI) Group justru tancap gas.

Mereka memilih untuk tak hanya bertahan, tapi ikut ambil peran dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai tujuan wisata kelas dunia.

Langkah ini sejalan dengan seruan Menteri Pariwisata RI, Widiyanti Putri Wardhana, yang menekankan pentingnya pariwisata sebagai penopang ekonomi nasional.

Berdasarkan Taman Safari Grorup, data TSI Group mencatat kenaikan 30% kunjungan wisatawan mancanegara selama 2024 dibanding tahun sebelumnya.

Para pelancong itu datang dari berbagai penjuru dunia—mulai dari Eropa (Jerman, Belanda, Inggris), Timur Tengah (UEA dan Arab Saudi), sampai Asia (Tiongkok, India, Singapura, Malaysia).

Baca Juga: Gemas! Tiga Spesies Langka Jadi Penghuni Baru Taman Safari Indonesia

Destinasi Baru, Pengalaman Baru

TSI juga meluncurkan sejumlah destinasi baru, salah satunya Marine Safari Bali yang dibuka akhir 2024 lalu. Hal ini menjadi pusat konservasi laut interaktif pertama di Indonesia.

Selain itu, ada Enchanting Valley Bogor dan Enchanting Forest Prigen, dua taman rekreasi bernuansa alam yang menyuguhkan pengalaman edukatif untuk segala usia.

Sementara unit-unit lama seperti Taman Safari Bogor, Prigen, Bali, Solo Safari, Jakarta Aquarium & Safari, dan Safari Beach Jateng juga terus dipercantik.

Baca Juga: Menikmati Slow Living di Enchanting Forest The Grand Taman Safari Prigen

Berikan Pengalaman Berkualitas

Mendukung kampanye “World Class High Quality Tourism” dari Kementerian Pariwisata, TSI mulai banyak mengubah cara kerja. 

Pengelolaan pengunjung kini serba digital. SDM-nya dilatih dengan standar tertentu.

Fasilitas kulinernya pun dikurasi agar memberi pengalaman yang lebih dari sekadar makan kenyang.

Mereka juga menggandeng UMKM lokal. Dari penyedia bahan makanan, produk kerajinan, hingga mitra dari desa wisata sekitar taman—semua diajak ikut bergerak.

Konservasi Tetap Jadi Napas Utama

Meski berbenah di banyak sisi, misi utama TSI tetap sama, yaitu konservasi.

Semua taman tetap memegang komitmen untuk menjaga dan mengenalkan lebih dari 400 spesies satwa, termasuk yang langka seperti Harimau Sumatra, Komodo, Orangutan, dan Jalak Bali.

Pengunjung bukan cuma diajak menonton. Mereka juga diberi pengalaman untuk lebih dekat, lebih paham, dan lebih peduli.

Tujuan agar para pengunjung menyadari soal konservasi yang diharapkan bisa menular ke mana-mana, bahkan lintas negara.

Peluang di Tengah Tekanan Global

Sementara itu, meski dunia masih diguncang perang dagang dan aturan tarif yang ketat, TSI memilih untuk melihat peluang. Alih-alih pasrah, mereka justru menjadikan wisata dan konservasi sebagai “ekspor jasa” yang bisa mendatangkan devisa.

“Kami percaya bahwa taman rekreasi dengan misi konservasi dan budaya adalah magnet baru bagi wisatawan global yang mencari pengalaman bermakna. TSI Group siap menjadi garda depan dalam mengusung Indonesia sebagai destinasi pariwisata unggulan dunia," ujar Senior VP Marketing TSI Group, Alexander Zulkarnain.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Taman Safari Indonesia