INDOZONE.ID - Makam sebagai tempat istirahat terakhir seseorang yang telah meninggal. Makam sering dikaitkan dengan hal-hal mistis atau horor.
Tetapi berbeda dengan makam Wali Songo yang dijadikan sebagai tempat religius. Sejarah Islam mencatat bahwa ziarah kubur sudah dilakukan sebelum Muhammad SAW diutus sebagai Nabi dan Rasul (Hassan Hanafi, 2003).
Islam tidak datang untuk menghapuskan semua tradisi sebelumnya, tetapi memberikan penafsiran baru dan merevisi tradisi yang sudah ada agar sesuai dengan syariat Islam.
Pada awalnya, ziarah kubur dilarang karena sebelum Islam, kuburan tertentu disembah sebagai berhala. Namun, makam para wali, ulama, dan orang saleh dalam Islam sering ditempatkan di tengah pemukiman penduduk atau di sekitar Masjid agar mudah diakses oleh peziarah.
Makam-makam ini juga digunakan untuk berbagai kegiatan keagamaan seperti membaca Alquran bersama, peringatan Maulid Nabi, dan kesenian hadrah.
Makam-makam para wali menjadi tujuan utama peziarah yang datang dari berbagai tempat. Para wali menjadi pemimpin dan panutan umat Islam di suatu daerah sehingga perlu diziarahi oleh umat Islam di daerah tersebut.
Baca Juga: Ini Masjid Tertua di Pulau Jawa, Punya 4 Tiang Buatan Wali Songo
Kisah-kisah tentang karomah dan kemampuan khusus para wali menarik perhatian masyarakat dan membuat makam mereka menjadi pusat informasi yang banyak dikunjungi orang.
Nah kenapa namanya Wali Songo nih? Angka sembilan atau songo memiliki makna dan nilai mistis dalam masyarakat Jawa yang pada awalnya menganut agama Hindu dan Budha.
Salah satu kepercayaan adalah bahwa alam semesta diatur oleh para dewa yang tinggal di delapan penjuru mata angin, dengan satu dewa lagi sebagai penjaga dan pelindung di tengah, sehingga totalnya ada sembilan dewa.
Kata songo dalam hal ini mengacu pada sembilan fungsi koordinatif dalam dewan dakwah tersebut. Jika salah satu anggota meninggalkan atau meninggal dunia, ia akan segera digantikan oleh wali yang lain.
Dengan demikian, angka sembilan atau songo memiliki makna dan nilai mistis dalam konteks kepercayaan dan sejarah masyarakat Jawa yang berakar dari agama Hindu dan Budha serta perkembangan Islam di wilayah tersebut.
Baca Juga: Menyusuri Nuanu, Kota Kreatif di Tabanan Bali yang Padukan Edukasi, Spiritual dan Gaya Hidup
Masyarakat mengenal sembilan wali yang diberi julukan sunan, diantaranya:
- Sunan Maulana Malik Ibrahim (Gresik)
- Sunan Ampel (Surabaya)
- Sunan Bonang (Tuban)
- Sunan Giri (Gresik)
- Sunan Drajat (Lamongan)
- Sunan Muria (Muria)
- Sunan Kudus
- Sunan Kalijaga (Demak)
- Sunan Gunung Jati (Cirebon)
- Sebagian orang menganggap ziarah kubur sebagai cara untuk memenuhi kerinduan setiap Muslim untuk mengunjungi Tanah Suci yang tidak dapat diakukan setiap saat.
Sebagian orang yang mengikuti perjalanan ziarah Wali Songo menganggapnya sebagai haji kecil. Mereka mempertahankan tingkah laku yang baik selama perjalanan, seolah-olah mereka sedang melakukan ibadah haji.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Jurnal Bimas Islam