Wisata Gua Alam Londa, Pemakaman Tradisional dengan Kisah Cinta Romeo dan Juliet dari Toraja Utara
INDOZONE.ID - Jika kamu ingin berlibur ke tempat wisata yang sarat budaya dan unsur tradisional, Gua Alam Londa di Desa Sandan Uai, Kecamatan Sanggalangi, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel), dapat jadi pilihan.
Gua Alam Londa bukan tempat biasa karena merupakan pemakaman tradisional dengan nuansa horor dibalut unsur kebudayaan yang amat kental.
Bagaimana tidak, kamu dapat melihat kerangka hingga tengkorak manusia di Gua Alam Londa. Kamu tak hanya belajar budaya di sini, tapi juga keindahan gua alam yang memanjakan mata.
Sebagai tempat wisata, Gua Alam Londa punya fasilitas yang mendukungnya, seperti tempat parkir dan toko suvenir khas Toraja.
Baca juga: Resep Pa'piong Khas Toraja Versi Halal, Pakai Daging Sapi Tetap Nikmat!
Kamu bisa masuk ke Gua Alam Londa dengan biaya yang cukup terjangkau. Bahkan, ada pemandu wisata juga yang dapat disewa untuk menjelaskan lebih dalam mengenai Gua Alam Londa.
Pemandu wisata akan menggunakan petromaks untuk menemani kamu menelusuri gelapnya gua sambil menikmati keindahan kebudayaan pemakaman tradisional Gua Londa.
Kala berkunjung ke sana, INDOZONE ditemani oleh dua pemandu wisata, yaitu Lulung dan Evan.
Pemakaman Tradisional Berumur Ratusan Tahun
Ketika masuk ke area Gua Alam Londa kamu akan disambut gapura bertuliskan “Londa” dengan sentuhan seni khas Toraja.
Ingat, di wilayah pemakanan tradisional ini, ada larangan bagi pengunjung untuk tidak menyentuh apalagi membawa benda-benda terkait pemakanan di sana.
Sekadar informasi, Gua Alam Londa telah berumur ratusan tahun dengan panjang kurang lebih 1 km. Diketahui, ada benteng pertahanan di atas punggung Gua Alam Londa yang disebut Tarangenge’.
Baca juga: Melihat Cantiknya View Alam yang Mengelilingi SD di Tana Toraja, Hamparan Bukit Hijau Bikin Adem
Lalu, kamu akan menelusuri jalanan setapak sebelum disambut bagian depan dari pemakaman tradisional di Gua Londa yang berisikan orang-orang dewasa.
Bagaimana jika anak-anak yang meninggal dunia? Menurut budayanya, jika anak-anak tersebut belum tumbuh gigi, jenazahnya akan dimakamkan di dalam pohon.
Sementara itu, di tampak depan Gua Londa, kamu akan melihat erong (peti jenazah tradisional khas Toraja), tau-tau (patung mirip mendiang yang dikubur di Gua Alam Londa), dan kuburan gantung.
Erong berisikan jenazah yang dikubur di sana. Semakin tinggi letak erong menunjukkan status sosial mendiang semasa hidup. Selain erong, kamu juga bisa melihat peti jenazah biasa di sana.
Nah, orang-orang yang punya hubungan dekat, seperti keluarga, biasanya akan disatukan pada satu sisi pemakaman.
Lalu, untuk dibuatkan tau-tau, pihak keluarga mendiang harus mengorbankan 24 ekor kerbau yang salah satunya kerbau bule. Hal itu diungkapkan oleh Lulung.
Saat masuk ke dalam Gua Londa, kamu akan melihat kerangka hingga tengkorak manusia yang berada di sela-sela gua.
Saat baru masuk, kamu mungkin akan merasakan sedikit nuansa horor. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, kamu akan mulai menikmati keindahan alam dalam Gua Londa dengan pemakaman tradisionalnya.
Cerita Romeo dan Juliet dari Toraja Utara
Keunikan lainnya di dalam gua adalah keberadaan tulang-belulang Romeo dan Juliet dari Toraja Utara. Tulang-belulang mereka pun diletakkan berdekatan.
Menurut cerita dari Lulung dan Evan, hubungan spesial sepasang kekasih itu tidak mendapatkan restu dari keluarga masing-masing.
Penyebab restu tak didapatkan adalah mereka masih punya hubungan saudara, tepatnya sepupu dekat.
Ujung dari cerita cinta mereka pun sangat menyayat hati. Romeo dan Juliet dari Toraja Utara itu memilih untuk mengakhiri hidup.
Mulai dari cerita Romeo dan Juliet dengan kearifan lokal hingga kebudayaan dalam pemakaman tradisional Gua Londa, menjadi daya tarik tersendiri dari tempat wisata ini.
Beranikah kamu berwisata di tempat ini? Tenang saja, Gua Alam Londa bakal memberikan kamu pengalaman wisata yang unik.
Jadi, kapan kamu berkunjung ke Gua Alam Londa?
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan