Desa Sade, Lombok. (Z Creators/Vivi Sanusi)
INDOZONE.ID - Indonesia kaya dengan beragam suku dan budaya yang mempunyai berbagai keunikan tersendiri. Tak terkecuali bagi Suku Sasak yang berada di Desa Sade Rembitan, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Bila akhir-akhir ini viral berita perempuan diculik lalu dipaksa nikah di Sumba, di Desa Sade perempuan yang akan menikah juga harus diculik oleh pihak laki-laki.
Dan sebelum diculik, tempat pertemuannya di depan pohon cinta. Pohon cinta merupakan pohon nangka yang sudah lapuk dimakan usia, yang tumbuh di tengah-tengah desa.
Desa Sade, Lombok. (Z Creators/Vivi Sanusi)
Tradisi ini mirip dengan kawin tangkap di Sumba Nusa Tenggara Timur. Masyarakat lokal menamai tradisi unik ini dengan sebutan Merariq. Proses penculikan pengantin wanita dilakukan tanpa sepengetahuan orang tuanya.
Calon pengantin menikah tanpa paksaan dan sama-sama saling suka dan siap menikah. Namun ada juga pengantin yang dijodohkan antar keluarga. Walaupun si perempuan tak menyukai calonnya, perempuan boleh dipaksa untuk menikah dan diculik oleh pihak pria.
Desa Sade, Lombok. (Z Creators/Vivi Sanusi)
Calon pengantin perempuan sebelum menikah harus pandai menenun seseq atau tenun ikat. Tak heran para perempuan diajarkan menenun sejak dini. Hasil tenun para perempuan suku Sasak dijual sebagai buah tangan wisatawan yang berkunjung ke Desa Sade.
Selain menenun, penduduk Desa Sade juga membuat berbagai aksesori seperti gelang, cincin, hiasan dinding hingga menjual hasil perkebunan seperti kopi dan berbagai olahan kuliner lainnya.
Desa Sade, Lombok. (Z Creators/Vivi Sanusi)
Suku Sasak yang berjumlah sekitar 152 keluarga ini mempertahankan tradisi dan budaya sejak zaman dahulu, dengan keunikan rumah-rumah yang mereka tempati beratap pelepah daun rumbai yang sudah kering, berlantai tanah liat dengan sekam padi dan berdinding anyaman bambu.
Tak hanya itu suku ini membersihkan lantai rumah mereka dengan kotoran kerbau yang masih baru, lalu dicampurkan dengan tanah liat dan digosokkan ke lantai. Biasanya mereka akan melakukannya sebulan sekali. Suku Sasak percaya bahwa lantai yang dilumuri kotoran kerbau akan membuat rumah mereka suci.
Desa Sade, Lombok. (Z Creators/Vivi Sanusi)
Dengan luas desa sekitar 3 hektare, Desa Sade yang ada sejak 1500 tahun lalu ini melarang pengunjung untuk memakai pakaian minim, menyakiti sesama dan berteriak-teriak di lingkungan desa. Wisatawan bisa menyusuri desa namun dilarang untuk memasuki rumah penyimpanan pusaka.
Rumah di desa yang berjarak 30 kilometer dari pusat Kota Mataram ini terdiri dari beberapa fungsi mulai Bale Kodong sebagai tempat tinggal para jompo atau orang yang baru menikah.
Namun tidak mempunyai rumah, hingga Bale Tani sebagai tempat tinggal para petani. Rumah-rumah Suku Sasak yang berjumlah sekitar 700 orang ini juga tahan gempa terbukti dengan kejadian gempa yang melanda Nusa Tenggara Barat kala itu, rumah-rumah di sini masih kokoh berdiri.
Dengan mata pencaharian sebagai petani dan peternak, Suku Sasak juga mendapat pemasukan dari kunjungan wisatawan yang membayar seikhlasnya.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Z Creators