Lengkuas, salah satu jenis rempah-rempah khas Indonesia (Flickr/Ahmad Fuad Morad)
Indonesia tidak hanya unggul akan kekayaan alamnya. Lebih dari itu, Indonesia juga kaya akan rempah-rempah pilihan khas Nusantara. Keragaman rempah-rempah ini jugalah yang mencerminkan setiap masakan Nusantara.
Rempah-rempah merupakan bagian tumbuhan yang beraroma dan berasa kuat, biasa digunakan sebagai penambah rasa dalam makanan dan obat tradisional.
Jenis rempah-rempah khas Indonesia sangatlah beragam. Bentuk, citarasa, dan aroma dari setiap jenis rempah tersebut juga berbeda-beda.
Dari sejarahnya, rempah-rempah merupakan barang dagangan paling berharga pada zaman prakolonial. Banyak rempah-rempah dulunya dimanfaatkan untuk pengobatan, namun sekarang ini mulai berkurang.
Kini, rempah-rempah lebih banyak digunakan sebagai bumbu masakan untuk kuliner khas Indonesia. Rempah-rempah Indonesia pun sudah banyak yang diekspor ke luar negeri.
Dirangkum Indozone, berikut ini ragam jenis rempah-rempah Indonesia yang menjadi andalan kuliner khas Nusantara:
Cengkeh atau cengkih (Syzygium aromaticum) merupakan bagian kuncup bunga dari keluarga pohon jambu-jambuan (Myrtaceae).
Selain sebagai bahan utama pembuatan rokok kretek dan obat herbal di Indonesia, manfaat cengkeh juga banyak digunakan untuk bumbu masakan pedas di negara-negara Eropa.
Kemiri (Aleurites moluccana) merupakan tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan sebagai sumber minyak dan juga rempah-rempah.
Dalam perdagangan antarnegara, kemiri dikenal sebagai candleberry, indian walnut, atau candlenut. Pohonnya disebut sebagai vanish tree atau kukui nut tree.
Minyak yang diekstrak dari biji kemiri berguna dalam berbagai industri, misalnya pada industri cat sebagai bahan campuran, industri kesehatan sebagai campuran penyubur rambut atau bahan pelembap kulit.
Selanjutnya, jenis rempah-rempah Indonesia yang amat dikenal karena aroma khasnya adalah kayu manis. Kayu manis (Cinnamomum verum) merupakan jenis rempah yang memiliki aroma kuat, manis dan pedas.
Kayu manis termasuk salah satu bumbu masakan tertua, bahkan sudah digunakan sekitar 5.000 tahun lalu di Mesir Kuno.
Selain sebagai bumbu masakan, kayu manis secara tradisional juga dijadikan sebagai suplemen untuk berbagai penyakit, dengan dicampur madu, misalnya untuk pengobatan penyakit radang sendi, kulit, jantung, dan perut kembung.
Kapulaga (E. cardamomum) merupakan jenis rempah khas Indonesia yang sering digunakan sebagai penyedap rasa, obat tradisional, dan industri manufaktur lainnya.
Sebagai campuran obat-obatan herba, kapulaga memiliki sifat anti-depresan. Untuk mendapat khasiatnya, kamu bisa mencampurkannya di air dalam gelas. Tunggu hingga mengendap sekitar 30 menit, lalu minum dalam kondisi hangat.
Ada dua macam kapulaga yang banyak digunakan di Indonesia, yakni kapulaga jawa (Amomum compactum) dan kapulaga seberang atau kapulaga india (Elettaria cardamomum).
Kini, kapulaga tergolong rempah termahal ketiga di dunia setelah saffron dan vanilla.
Pala (Myristica fragrans) berasal dari Kepulauan Banda, Maluku. Karena memiliki nilai jual tinggi sebagai rempah-rempah, buah dan biji pala menjadi komoditas dagang yang penting sejak masa Romawi.
Jenis rempah Indonesia ini mengandung minyak atsiri sekitar 7-14%. Minyak dari buah pala dipakai sebagai campuran parfum atau sabun.
Sementara itu, bubuk pala sering dimanfaatkan sebagai tambahan rasa untuk roti atau kue, puding, saus, serta sayuran dan minuman penyegar.
Bagi kamu yang pernah mencoba masakan khas Batak seperti arsik, tentu sudah sangat tau jenis rempah khas Nusantara yang satu ini, yakni andaliman.
Andaliman dapat kamu temui dalam kuliner Batak, sehingga orang di luar daerah Indonesia mengenal andaliman sebagai merica Batak.
Ciri khas andaliman terletak pada aroma jeruk yang lembut dan 'menggigit', sehingga menimbulkan sensasi kelu atau mati rasa di lidah, meskipun tidak sepedas cabai atau lada.
Rasa kelu di lidah ini disebabkan adanya kandungan hydroxy-alpha-sanshool pada andaliman. Selain dalam masakan Batak, andaliman juga digunakan di beberapa Asia Timur dan Selatan, seperti India.
Kalangan ibu rumah tangga pasti sudah sangat kenal dengan jenis rempah-rempah yang satu ini. Jahe memang banyak digunakan sebagai bahan pembuatan obat-obatan dan penambah rasa pada masakan.
Selain untuk obat dan masakan, jahe juga memungkinkan untuk dikonsumsi sebagai minuman karena memiliki efek hangat bagi tubuh.
Efek hangat itu sendiri berasal dari senyawa keton bernama zingeron yang terdapat pada kandungan jahe.
Serai atau disebut sereh (Cymbopogon citratus) adalah tumbuhan yang sering dimanfaatkan sebagai bumbu dapur untuk mengharumkan makanan.
Masyarakat Indonesia biasanya memanfaatkan serai sebagai penampah aroma pada beberapa makanan dan minuman tradisional. Serai biasa digunakan dalam bentuk batangan (segar), kering atau bubuk.
Lengkuas (Alpinia galanga) merupakan jenis tumbuhan umbi-umbian yang biasa hidup di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah.
Umumnya, masyarakat memanfaatkan lengkuas sebagai bahan pembuatan obat herbal, serta campuran bumbu masak (terutama masakan bersantan, sayur asam dan tumisan).
Kunyit atau kunir (Curcuma longa) termasuk salah satu tanaman rempah-rempah asli dari wilayah Asia tenggara dan tergolong kelompok jahe-jahean (Zingiberaceae).
Di beberapa suku Indonesia, kunyit dikenal dengan nama lokal yang unik, seperti janar (Banjar), kunir (Jawa), koneng (Sunda), dan konyet (Madura).
Nah, itulah beberapa jenis rempah-rempah Indonesia yang hingga kini menjadi andalan di setiap masakan khas Nusantara.
Kalau kamu sendiri, paling sering gunakan rempah-rempah yang mana untuk menambah kelezatan masakan buatanmu?
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: