INDOZONE.ID - Merah merona nan menggoda serta dapat menarik perhatian bagi para pecintanya, bagi Sebagian orang agak aneh. Akan tetapi bagi pecintanya ia akan terus dicari setiap menikmati mie ayam, bakso atau bahkan saat makan nasi panas.
Tahu kah kalian apakah itu? Ya ia adalah capsicum annum L atau cabe, lalu apasih sebenarnya cabe itu? Apa yang membuatnya terasa panas? Mengapa orang ketagihan pedas? Cabai itu sebenarnya buah dari tanaman genus Capsicum, bagian dari keluarga terong-terongan alias Solanaceae.
Mereka tuh masih "sodara" sama tomat, ceri, bahkan terong. Kalau mau nyambung lebih jauh, keluarga tumbuhan ini juga ada ikatan sama kentang. Yang keren, kentang sering dipakai buat obat karena punya zat yang bisa bikin fisiologi tubuh kita terpengaruh.
Kenapa dinamain nightshade? Soalnya bunga mereka biasanya mekar di malam hari, dan tumbuh subur di tempat yang adem dan teduh. Capsicum alias cabai itu termasuk salah satu tanaman budidaya paling tua di benua Amerika, lho!
Baca Juga: Resep Segar: Es Teh Stroberi Nanas Hibiskus, Perpaduan Manis
Kabarnya, budidaya cabai udah dimulai sekitar 6000 tahun yang lalu di bagian timur-tengah Meksiko. Keren kan? Bahkan cabai ini udah dibudidayakan di berbagai tempat di Amerika, kayak dataran tinggi Bolivia, Meksiko, sampai Amazon.
Yang lebih menarik lagi, cabai jadi salah satu tumbuhan autogami pertama yang dibudidayakan di Meksiko, Amerika Tengah, sampai Amerika Selatan. Nah, kalau ngomongin Peru, tempat ini punya keragaman Capsicum paling tinggi.
Kenapa? Soalnya di sana jadi pusat diversifikasi, tempat di mana varietas dari lima spesies cabai domestik mulai diperkenalkan, ditanam, dan dinikmati jauh sebelum Columbus datang.
Di Bolivia Capsicum juga udah lama banget jadi bagian hidup mereka. Bahkan, spesies cabai di sana ada dua bentuk utama: ada yang buahnya kecil bulat, sama yang buahnya agak panjang.
Baca Juga: Resep Es Latte Sereal Creamy, Segar dan Bisa Jadi Ide Jualan!
Waktu Christopher Columbus dan krunya mendarat di Karibia, mereka jadi orang Eropa pertama yang ketemu sama cabai, yang dikenal di sana dengan nama "aji". Tapi ada yang menarik nih, dalam bahasa leluhur bangsa Meksiko, bahasa Nahuatl, cabai disebut "chili".
Columbus pun sempat nyicip cabai dan karena rasa pedasnya yang unik, dia ngira cabai ini masih saudaraan sama lada dari genus Piper, yang udah lebih dulu terkenal di Eropa. Nah, dari sinilah nama "chili-pepper" mulai muncul.
Setelah perjalanan kedua di tahun 1493, Columbus bawa cabai ini ke Spanyol sebagai hadiah buat raja-raja di sana. Mereka langsung tergoda sama potensi cuan besar dari rempah eksotik baru ini.
Awalnya, Leonard Fuchs, ahli botani Jerman, menamai cabai "Indian pepper" atau lada India, karena didapat dari bangsa Indian alias penduduk asli benua Amerika. Cabai pun langsung jadi primadona di Eropa kuno karena langka dan eksotis.
Tapi sekitar 70 tahun kemudian, di tahun 1500-an, botanis Andrea Mattioli mulai nyebut cabai sebagai tanaman yang udah biasa aja. Soalnya, cabai udah bisa ditanam dari biji dan mulai dibudidayakan di mana-mana.
Masalah nama pun jadi debat panjang. Karena penyebutan cabai sering banget pakai kata "pepper" atau lada, kayak lada India, lada bertanduk, sampai lada Pulau Maluku.
Akhirnya di tahun 1600-an, standarisasi nama mulai dibikin untuk bedain lada, paprika, dan cabai. Tahun 1700-an, Carl Linnaeus menetapkan nama ilmiah cabai, yaitu Capsicum.
Nama ini berasal dari kata Latin "capsa" yang artinya kotak, dan "annuum" yang artinya tahunan, karena cabai awalnya dikenal sebagai tanaman dengan siklus panen per tahun.
Cabai pun akhirnya menyebar ke Asia berkat pedagang Portugis yang sadar banget sama nilai jualnya dan miripnya rasa cabai dengan lada hitam. Pedagang Portugis memasarkan cabai lewat jalur perdagangan rempah Asia di akhir abad ke-15.
India jadi salah satu pemasok terbesar, dan para pedagang Spanyol dan Portugis ngenalin cabai ke seluruh Asia lewat berbagai jalur perdagangan, termasuk Jalur Sutra Maritim yang lewat Sungai Yangtze.
Sekarang, ada lebih dari 3000 jenis cabai yang dibudidayakan di seluruh dunia. Yang paling populer di antaranya ada cabe rawit, habanero, cayenne merah, paprika, dan serrano, yang punya tingkat pedas lebih kalem.
Sementara cabai paling pedas di dunia adalah Carolina Reaper, yang dinamai dari daerah asal pengembangannya di Carolina, Amerika Serikat.
Cabai ini dikenal dengan tingkat kepedasan yang bikin tercengang! Menurut Guinness World Records, Carolina Reaper adalah cabai terkuat di dunia berkat kandungan capsaicin yang super tinggi.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Youtube