INDOZONE.ID - Di Jepang, fugu atau ikan buntal adalah hidangan mewah yang bisa dinikmati sepanjang tahun.
Meskipun beracun, ikan ini tetap populer dan hanya bisa disajikan di restoran yang memiliki koki berlisensi khusus untuk menangani fugu.
Terdapat sekitar 350 jenis ikan buntal di seluruh dunia, dengan sekitar 35 jenis di lautan Jepang. Dari jenis-jenis tersebut, 22 digunakan sebagai bahan makanan di Jepang.
Racun tetrodotoksin yang terkandung dalam beberapa jenis fugu sangat berbahaya, bahkan dikatakan seribu kali lebih kuat daripada sianida.
Baca Juga: Mengenal Amezaiku, Permen Gula Khas Jepang dengan Bentuk Unik
Walaupun berisiko, fugu sangat digemari karena kaya akan protein, rendah kalori, serta mengandung berbagai vitamin dan mineral yang baik untuk kesehatan.
Orang Jepang bahkan memiliki ungkapan "ingin makan fugu tapi tidak mau mati", untuk menggambarkan rasa ragu ketika seseorang menghadapi pilihan yang berbahaya.
Menyantap fugu dianggap sebagai pengalaman unik di Jepang, karena melibatkan keberanian dan kepercayaan penuh terhadap keahlian koki.
Fugu melambangkan kemewahan karena harganya yang mahal dan kerumitan proses persiapannya.
Untuk menyajikan fugu, seorang koki harus melalui pelatihan intensif bertahun-tahun untuk memastikan mereka dapat membuang bagian yang beracun dengan aman.
Baca Juga: Kelezatan Osechi Ryori, Hidangan Tradisional Jepang yang Bawa Keberuntungan di Tahun Baru
Mereka juga harus lulus ujian ketat untuk memperoleh lisensi resmi. Aturan ketat ini membantu memastikan keamanan hidangan fugu yang disajikan.
Karena risiko keracunannya, pemerintah Jepang menetapkan regulasi khusus untuk koki yang ingin mengolah fugu.
Kasus keracunan fugu jarang terjadi, dan biasanya hanya terjadi ketika orang tanpa keahlian mencoba memasak fugu sendiri.
Buat wisatawan yang penasaran, sangat dianjurkan untuk menikmati hidangan ini di restoran resmi dengan koki berlisensi.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Web-japan.org