Selasa, 22 APRIL 2025 • 12:40 WIB

Alasan Kenapa Makanan Jawa dan Jogja Cenderung Manis, Jadi Simbol Kehidupan?

Author

(Nasi Gudeg Yu Djum Jogja) Alasan Kenapa Makanan Jawa dan Jogja Cenderung Manis.

INDOZONE.ID - Kalau pernah nyobain kuliner khas Jawa atau Jogja, kamu pasti langsung notice satu hal, hampir semua makanannya ada rasa manisnya.

Bukan cuma jajanan, tapi juga lauk, sambal, bahkan tumisan. Nah, kamu penasaran nggak sih, kenapa bisa gitu?

Ternyata, ada banyak faktor yang bikin rasa manis jadi ciri khas makanan dari wilayah ini, mulai dari alam, sejarah, sampai filosofi hidup orang Jawanya sendiri.

Rasa Manis jadi Simbol Kehidupan

Buat orang Jawa, terutama yang hidup deket keraton kayak di Solo dan Jogja, manis itu bukan cuma soal rasa enak.

Baca Juga: Resep Mie Goreng Jawa yang Lezat dan Gurih, Bikin Nagih!

Lebih dari itu, manis dianggap sebagai lambang harmoni, kebahagiaan, dan kedamaian.

Makanya, dalam budaya keraton, makanan manis sering banget disajikan pas acara penting.

Nggak cuma biar enak dimakan bareng-bareng, tapi juga sebagai doa biar hidup tetap rukun dan berkah.

Surganya Gula Kelapa

Tanah di Pulau Jawa tuh cocok banget buat pohon kelapa tumbuh subur. Nah, dari pohon kelapa itu, masyarakat udah lama banget bikin gula merah alias gula Jawa.

Karena bahan manis ini gampang ditemuin dan rasanya khas, akhirnya jadi dipake di hampir semua jenis makanan dari sayur, lauk, sampe jajanan pasar.

Makanya nggak heran kalau rasa manis jadi semacam signature taste-nya makanan Jawa.

Selain alam dan budaya, sejarah juga punya peran penting. Zaman kolonial Belanda, petani dipaksa nanem tebu untuk kebutuhan ekspor.

Dari situ, industri gula berkembang pesat dan masyarakat makin akrab sama bahan manis satu ini.

Baca Juga: Resep Mini Pavlova Stroberi, Cemilan Cantik & Manis yang Gampang Banget Dibuat!

Nah, lama-lama gula nggak cuma buat bisnis, tapi juga masuk ke dapur rumah. Sejak saat itu, rasa manis makin lengket sama identitas kuliner Jawa.

Kuliner Manis Khas Jawa yang Paling Ikonik

  • Gudeg: Nangka muda yang dimasak lama pake santan dan gula merah.
  • Selat Solo: Semacam salad daging versi Jawa, pakai kuah manis plus rempah.
  • Gethuk Goreng: Jajanan khas dari singkong dan gula, renyah di luar, lembut di dalam.

Jadi intinya, rasa manis di makanan Jawa bukan cuma karena kebiasaan, tapi ada alasan alam, sejarah, dan budaya yang saling nyambung.

Rasa manis ini udah jadi bagian dari identitas yang nggak cuma soal kuliner, tapi juga soal cara pandang hidup.

Penulis: Eliani Kusnedi

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: ANTARA