Negeri Malaysia masih menjadi destinasi favorit orang-orang Indonesia saat melancong ke luar negeri karena jaraknya yang dekat dan hubungan antar individu yang masih begitu akrab.
Banyak orang Malaysia dan Indonesia yang masih memiliki hubungan pertalian saudara.
Rombongan kami juga berkesempatan mengunjungi Melaka, kota bersejarah pusat perdagangan rempah-rempah dengan penaklukan bangsa Portugis di masa lalu.
Wisatawan saat ini masih bisa melihat peninggalan Benteng Portugis yang jadi bukti sejarah penaklukan Melaka oleh Portugis melalui Benteng A Famosa.
Benteng A Famosa yang terletak di Jalan Parameswara, Bandar Hilir, Melaka merupakan bukti sejarah penjajahan Portugis yang dibangun 1511.
Baca juga: Pataniscas, Bakwan Ikan Gurih Khas Bangsa Portugis
Gerbang kecil yang disebut Porta de Santiago merupakan satu-satunya bagian benteng yang masih tersisa hingga kini dari keseluruhan benteng yang pernah dibangun.
Matahari cukup bersahabat dibandingkan hari sebelumnya yang diguyur hujan. Cuaca yang baik itu membuat perjalanan rombongan fam trip ke Melaka, Malaysia menuju tempat tujuan wisata di Melaka berjalan lancar.
Kami berangkat dari hotel pada pukul 09.00 WIB. Perjalanan kali ini menuju Bukit Katil untuk melihat rumah tradisional Melaka. Namun dalam perjalanan Aminudin Tour Guide kami menjelaskan pemerintah Malaysia tidak hanya menghormati profesi guru, namun juga menghargai jasa artis penghibur.
"Para pelakon yang sudah mendapat hati di masyarakat sangat dihormati di Malaysia, mereka tidak selamanya bisa menghasilkan karya. Pada waktu tua, saat mereka sudah tidak eksis lagi, pemerintah memberikan uang pensiun tiap bulan," ujar pria lulusan master Arizona State University itu.
Seperti halnya Tan Sri P Ramlee, artis, pemusik, pelawak dan penghibur yang terkenal di Malaysia di akhir hayatnya tidak punya apa-apa lagi. Keluarga tidak punya uang saat dia meninggal.
"Untuk menguburkan jasadnya saja, keluarganya harus mengumpulkan uang," ujarnya.
Baca juga: Tonggak Sejarah Magelhaens ke Nusantara, Tandai 500 Tahun Ekspedisi Pertama Keliling Dunia
Sebab semasa hidupnya sendiri P Ramlee yang orangtuanya berasal dari Aceh itu dikenal sebagai orang yang dermawan, uangnya habis dibagi-bagikan untuk membantu orang miskin sehingga membuatnya bangkrut tidak punya uang.
Atas dasar itulah pemerintah Malaysia memberikan penghargaan yang tinggi kepada artisnya kalau dirupiahkan kira-kira sebesar Rp6,7 juta.
"Karena setelah tua kebanyakan para artis tidak terpakai lagi, maka pemerintah memberikan uang pensiun sebesar 2 ribu ringgit per bulan," kata Aminudin.
Tidak kurang dari 20 menit perjalanan ke Bukit Katil rombongan pun sampai ke satu situs sumur tua. Masyarakat Melaka mempercayai sumur tersebut sebagai tempat Hang Tuah pahlawan Malaysia pernah singgah. Sampai sekarang sumur itu dipercaya berkhasiat dapat menyembuhkan penyakit.
Sekitar 20 meter dari situs ini terdapat rumah tradisional Melaka. Rumah ini dijadikan museum mini dan terawat dengan baik. Rumah ini merupakan rumah asli bagi orang melayu. Dibangun dari kayu dan di bagian sisinya terdapat ukiran-ukiran ornamen khas Melayu.
Masuk ke rumah itu disambut serambi yang terletak di bagian depan dengan menapaki anak tangga. Anak tangganya sendiri terbuat dari keramik, yang menandakan pemiliknya tergolong orang berada dan bangsawan di kalangan orang Melayu.
Di depan rumah terdapat kentongan. Zaman dulu kentongan tersebut digunakan sebagai sistem keamanan lingkungan, seperti halnya di indonesia kentungan ini dibunyikan jika lingkungan itu dalam keadaan bahaya.
Destinasi baru lainnya ke Melaka rombongan dibawa ke Museum Lebah Sedunia. Disini pemandu memperkenalkan beberapa jenis lebah yang tidak berbahaya. Tak hanya itu tamu delegasi dari medan juga dipersilahkan untuk mencicipi madu yang dihasilkan dari budidaya lebah di lokasi itu.
Tak kalah dengan destinasi wisata Taman Buaya Melaka. Perjalanan wisata selanjutnya rombongan dibawa ke taman yang dibangun tahun 1987.
"Sudah 25 tahun Taman Budaya ini beroperasi, ada terdapat 116 ekor buaya di sini," kata Ida Sukma Abdul Halim Sales and Marketing Executive Taman Buaya Melaka.
Wanita yang masih memiliki marga Hasibuan itu mengatakan bahwa taman yang memiliki lahan seluas 13 hektar itu punya 4 jenis spesies buaya.
"Termasuk satu spesies lagi aligator cayman," ujar Ida.
Ida mengatakan setiap minggu biaya yang dipelihara mengkonsumsi daging 20 persen dari bobot tubuhnya yang hanya berkisar 200 kg.
Tidak hanya itu wanita berdarah batak itu menjelaskan bahwa taman buaya itu juga dilengkapi dengan miniatur monumen bangunan nasional Malaysia termasuk di dalamnya ada monumen A Famosa, Gedung Petronas, Stadthuys dan istana kehakiman.
Di taman itu tak hanya ada buaya tapi juga beragam jenis ular seperti king kobra, mangrove snake, anak ular sawah, albino burmese python, chinese water dragon, alligator snapping turtle.
Taman buaya di Melaka ini pada waktu weekend dan hari libur menerima pengunjung 3 ribu pengunjung, sementara pada waktu weekday hanya ada 800 hingga 1.000 orang.
Artikel Menarik Lainnya:
- 4 Rekomendasi Kafe dan Resto Hidden Gem Bernuansa Tradisional yang Instagramable di Depok
- Polda Sumut Ungkap Motif Kematian Bripka Arfan, Bunuh Diri Minum Racun Sianida
- Tangki Dimodifikasi, Polresta Samarinda Selidiki Kasus Terbakar Mobil Pengetap BBM
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: