Rabu, 25 JANUARI 2023 • 10:52 WIB

Tahura Djuanda: Rekomendasi Tempat Wisata Murah di Bandung, Punya 2 Gua Penuh Misteri

Author

Taman Hutan Raya Djuanda, Bandung. (Z Creators/Arman Zega)

Kalau kamu sedang di Bandung dan pengen tahu objek wisata yang bagus dan murah meriah, coba dengan mengunjungi Taman Hutan Raya Djuanda. Objek wisata ini berada di Jalan Pakar Kulon No.13, Ciburial, Cimenyan, Bandung, Jawa Barat.

Tahura Djuanda ini buka mulai pukul 08.00-16.00 WIB. Di objek wisata ini, kamu bisa seharian menjelajahinya. Tahura ini memiliki luas mencapai 590 hektare dari Dago Pakar hingga Maribaya.

Cocok banget untuk nge-date bareng pacar atau liburan bareng keluarga untuk merasakan udara sejuk. Salah satu objek wisata yang bisa kamu temukan di sini Gua Jepang dan Gua Belanda yang sarat sejarah dan kisah-kisah mistis.

Gua Jepang

Gua Jepang di Bandung. (Z Creators/Arman Zega)

Dari pintu masuk, yang pertama kali kamu temukan adalah Gua Jepang. Gua ini dibangun dengan sistem kerja paksa romusha oleh tentara Jepang kepada rakyat Indonesia.

Jepang membangun gua ini dengan tujuan sebagai tempat persembunyian. Konstruksinya memiliki 4 pintu yang saling terhubung dan memiliki 2 saluran udara sekaligus lubang pengintaian dari ketinggian.

Ruangan di dalam gua ini terdiri atas ruang distribusi hingga ruang peristirahatan. Ada juga ruang khusus yang merupakan tempat beristirahat komandan tentara Jepang.

Aura di dalam Gua Jepang ini terasa mencekam, ditambah dengan udara yang lembab. Membuatmu membayangkan seperti apa kejamnya perbudakan di zaman tersebut.

Menurut penjelasan guide-nya, Gua Jepang ini sebenarnya belum selesai dibangun. Hal ini terlihat dari jalanan yang masih berbatu tajam. Jadi, kamu harus hati-hati banget saat berjalan.

Gua Belanda

Gua Belanda di Taman Hutan Raya Djuanda, Bandung. (Z Creators/Arman Zega)

Setelah dari Gua Jepang, kamu akan menemukan Gua Belanda. Awalnya, gua ini dibangun untuk keperluan pembangkit listrik tenaga air. Namun, Belanda kemudian melakukan renovasi dan menjadikan gua ini untuk berbagai keperluan.

Gua Belanda ini jauh lebih tertata daripada Gua Jepang. Di dalamnya ada ruang tahanan, ruang interogasi, ruang istirahat, hingga ruang komunikasi radio. Di ruang interogasi dan ruang tahanan inilah para penjahat atau pemberontak masa kemerdekaan diamankan.

Menurut keterangan guide, Gua Belanda ini sering dijadikan ajang uji nyali oleh program stasiun TV. Nuansanya memang terkesan horor karena membuatmu otomatis terbayang suasana peperangan di masa kolonial.

Seorang paranormal pernah mengatakan bahwa dia melihat hantu-hantu yang mendiami setiap sudut gua dan saling berkaitan satu sama lain. Bener-bener bikin merinding. Setelah Belanda hengkang dari Indonesia, gua ini kemudian dimanfaatkan oleh tentara Indonesia sebagai gudang mesiu.

Tips saat berkunjung ke Gua Jepang dan Gua Belanda

Kondisi kedua gua ini cukup gelap dan lembab. Jalanan juga tidak rata bahkan ada jalur rel kereta dorong. Karena itu, kamu sebaiknya menyewa senter dari guide. Murah kok, cuma Rp5.000 per senter.

Disarankan juga untuk menyewa jasa guide saat berkeliling gua yang cukup panjang ini, supaya kamu mendapatkan informasi lengkap tentang sejarah dan enggak bakal nyasar di dalam gua. Biaya jasa guide sekitar Rp30.000.

Cara ke Tahura Djuanda

Dari Kota Bandung kamu bisa naik motor atau naik mobil. Jaraknya terhitung dekat, hanya sekitar 2 km saja.

Biaya tiket masuk Tahura Djuanda

Tahura Djuanda Bandung. (Z Creators/Arman Zega)

Harga tiket masuknya adalah Rp17 ribu untuk turis domestik dan Rp57 ribu untuk turis asing. Selain itu, kamu juga harus membayar tiket kendaran sebesar Rp6 ribu untuk motor dan Rp12 ribu untuk mobil.

Selain Gua Jepang dan Gua Belanda, di Tahura Djuanda juga ada penangkaran rusa, Batu Batik, hingga terhubung ke Tebing Keraton.

Artikel menarik lainnya: 

Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.

Z Creators

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: