Kamis, 05 SEPTEMBER 2024 • 16:20 WIB

Tradisi Pembuatan Roti Hosti di Berbagai Gereja, Punya Perbedaan dan Keanekaragaman

Author

Ilustrasi roti hosti.

INDOZONE.ID - Tradisi pembuatan roti hosti di berbagai gereja, ternyata memiliki perbedaan tersendiri. Dalam liturgi Kristen Katolik, roti hosti dan anggur sering menjadi bagian integral dari perayaan misa atau ibadah.

Meskipun anggur tidak selalu dihidangkan, roti hosti memiliki peranan yang tetap penting.

Selain disebut roti hosti, roti ini juga dikenal dengan sebutan roti perjamuan kudus, roti sakramen, roti komuni, atau anak domba dalam tradisi Kristen.

Roti hosti biasanya berupa wafer bulat kecil, pipih, dan tidak mengandung ragi.

Dalam teologi Kristen, roti ini dianggap sebagai representasi dari tubuh Kristus, menggantikan kurban hewan yang pernah menjadi bagian dari berbagai ritual persembahan.

Berbagai gereja memiliki tradisi yang berbeda dalam pembuatan roti hosti, berikut pembahasannya.

1. Gereja Timur

Di gereja Ortodoks dan Katolik di Eropa Timur, roti hosti dikenal dengan nama prosforon. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani yang berarti "persembahan".

Baca Juga: Ini Restoran Tertua di Antwerp yang Berdekorasi Bak Gereja, Jual 100 Merek Bir

Prosforon dibuat dari campuran tepung gandum, ragi, garam, dan air. Selama proses pembuatannya, adonan ini diberkati dengan percikan air suci.

2. Ritus Armenia

Untuk Gereja Apostolik dan Katolik Armenia, ragi dianggap sebagai simbol dosa. Karena itu, roti hosti dibuat tanpa ragi sama sekali.

Hal ini melambangkan kekudusan Tuhan Yesus, yang dianggap tanpa dosa. Dalam konteks teologi Kristen, ini juga terkait dengan ajaran tentang Seven Deadly Sins atau tujuh dosa mematikan.

3. Gereja Ortodoks Timur

Di Gereja Ortodoks Timur, pembuatan roti hosti hanya boleh dilakukan oleh individu yang memiliki moralitas yang baik.

Selain itu, mereka harus menjalani puasa dan pengakuan dosa sebelum memulai proses pembuatan. Adonan roti juga melalui liturgi khusus sebelum dipanggang.

4. Gereja Katolik Roma

Dalam Gereja Katolik Roma, roti hosti sering kali diproduksi oleh para biarawati. Kegiatan ini seringkali menjadi salah satu sumber pendapatan bagi mereka.

Biarawati diharapkan menjalani kehidupan yang sederhana dan jauh dari kemewahan, sejalan dengan prinsip-prinsip keagamaan mereka.

5. Gereja Protestan

Di gereja-gereja Protestan, pembuatan roti hosti umumnya mengikuti tradisi wafer yang mirip dengan Gereja Katolik.

Baca Juga: Cobain Kuliner Malam Soto Gereja yang Tak Pernah Sepi, Belum Buka Antrian Sudah Ratusan!

Namun, beberapa gereja Protestan memilih untuk menggunakan ragi dalam adonan roti mereka.

Selain itu, ada juga yang menggunakan matzo, sejenis roti tanpa ragi yang terbuat dari berbagai jenis tepung seperti tepung gandum, oat, gandum hitam, jelai, dan spelt, dan kadang-kadang ditambah dengan telur.

6. Gereja Mormon

Berbeda dengan tradisi lainnya, Gereja Mormon tidak mengharuskan penggunaan roti hosti khusus dalam sakramen mereka.

Mereka memperbolehkan penggunaan berbagai jenis roti tanpa gluten atau bahkan kue nasi sebagai pengganti roti hosti.

Setiap tradisi ini mencerminkan keragaman cara gereja-gereja Kristen dalam menghormati dan melaksanakan ritual yang berkaitan dengan roti hosti.

Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Catholic Digest