INDOZONE.ID - Bagi kamu pecinta kopi dan pernah mencicipi kopi Arabika Ijen Raung tentu menyimpulkan jika rasa kopi dari wilayah ini super mantap.
Bahkan kopi Arabika Ijen sudah menembus pasar ekspor ke Amerika untuk menyuplai kebutuhan kopi Starbuck.
Berdasarkan hasil penelitian, cita rasa kopi Ijen dipengaruhi dengan wilayahnya yang memiliki sejarah panjang sejak zaman purba.
Harsono, Ketua Poktan Kopi di Desa Sumberejo, Kecamatan Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso menjelaskan alasannya.
"Kopi arabika di sini ditanam di ketinggian di atas 1.000 mdpl dan dirawat secara khusus agar sesuai dengan standar Internasional," ungkap Harsono kepada Z Creators, Sabtu (14/10/2023).
Untuk diketahui, Kabupaten Bondowoso merupakan sentra produksi kopi arabika terluas di Jawa Timur.
"Sebanyak 60 persen Kopi arabika di Jawa Timur dihasilkan dari Pegunungan Ijen Raung yang termasuk dalam Kabupaten Bondowoso," ucapnya.
Ketua Pengurus Harian Ijen Geopark (PHIG) Kabupaten Bondowoso, Tantri Raras Ayuningtyas menerangkan, luas areal kopi arabika Bondowoso tahun 2021 sebesar 8183 hektare.
"Perkebunan Kopi Bondowoso terletak di ketinggian antara 900-1.550 mdpl dan topografi wilayah ini menunjukkan lingkungan lahan yang sesuai," ulasnya.
Hal ini disebabkan kawasan ini merupakan bagian dari Pegunungan Ijen yang terdiri dari batuan pyroxeen andesit, bazalt, dan sedikit horblende.
"Dataran tinggi Ijen dipengaruhi oleh letusan gunung berapi yang membentuk tanah berwarna kelabu, kelam oleh kadar humus arang (koolhumus) dan kaya akan unsur hara," tuturnya.
Oleh karena itu, Kopi arabika Bondowoso merupakan produk kopi spesial di Jawa Timur yang telah mendapatkan perlindungan Indikasi Geografis (IG).
"Cita rasa yang khas menyebabkan produk kopi ini memiliki daya saing yang tinggi di pasar kopi internasional," sebutnya.
Berdasarkan hasil uji citarasa, kopi ini memiliki tingkat keasaman yang cukup tinggi, mutu dan aroma yang khas dengan intensitas aroma yang kuat.
"Kekentalan sedang dan yang paling unik serta membedakan dengan citarasa kopi lainnya yaitu rasa manis chocolaty yang tidak dimiliki kopi lainnya," urai Tantri.
Subaili, petani kopi di Desa Sumberejo menyebut jika kopi Ijen sudah menjadi langganan penyuplai kebutuhan bahan baku Starbuck Amerika Serikat.
"Ada 4 mata rantai perdagangan kopi di sini. Dari kelompok tani, pengepul kopi besar, Sukavina (eksportir) lalu ke Starbuck Amerika," ungkapnya.
Kemitraan kelompok tani kopi di Sukorejo dimulai sejak tahun 2021 dengan kerjasama 49 ton siap sangrai (OC).
"Kemudian di tahun 2022 sebanyak 250 ton dan tahun 2023 sejauh ini sekitar 200 ton. Kopi itu diproduksi oleh 290 petani Sukorejo di lahan 1.000 hektar," kata Subaili.
Poktan kopi Sukorejo menargetkan ada penambahan kuota penjualan untuk kebutuhan ekspor ke Negeri Paman Sam.
"Tahun 2024 kita targetkan bisa kemitraan 500 ton kopi dengan estimasi penambahan jumlah petani menjadi 1.000 orang," tegasnya.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Z Creators