Kamis, 13 MARET 2025 • 04:48 WIB

Mengintip Masakan Rendang Otentik di Padang Pariaman: Masih Pakai Tungku Kayu Bakar Meski Etalasenya Digital

Author

Ilustrasi rendang otentik asli Minangkabau di Padang Pariaman. (Tiktok/randangamak_id)

INDOZONE.ID – Masakan Padamg tak lengkap tanpa adanya daging rendang. Karena itu bukti keabsahan bila rumsh makan itu mau disebut restoran Padang.

Tapi bagaimana sih rasanya erasakan daging padang dari wilayah asalnya yaitu Sumatera Barat?

Netizen pun banyak yang penasaan dengan salah satu akun yang menunjukkan rumah makan di Padang Pariaman yang memiiki daging rendang yang sangat otentik.

Salah satunya di akun Tiktok @randangamak_id yang berdasarkan pantauan netizen, memiliki rendang dengan citra rasa otentik. Terlihat dari tampilannya yang menggoda.

Baca Juga: Asyik Bikin Konten Masak, Pria Ini Spontan Cicip Bumbu Rendang saat Puasa

Ilustrasu Memasak rendang di tungku. (Youtube)

Dari beberapa video di media sosial, memasangvrendang yang otentik selalu terlihat dari dapur-dapur produksi rendang, termasuk  di salah satu kampung di Padang Pariaman, Sumatera Barat. Asap tampak berkelok mengepul keluar dari tungku yang menyala.

Salah satu pekerja terus mengaduk rendang di atas tungku tradisional agar bumbu meresap sempurna.

Seorang pekerja lainnya tampak tekun mengatur bara di tungku, memastikan nyalanya tetap stabil dan menyala sempurna.

Termasuk rendang produksi Randang Amak ini memang dimasak dengan kayu bakar untuk mempertahankan cita rasa aslinya.

Baca Juga: Resep Rendang Daging Sapi Empuk dan Bikin Ketagihan, Cocok untuk Menu Idul Adha!

Di sudut dapur lainnya, sebagian pekerja mengiris daging, rendang, maupun dendeng yang menjadi bahan dasar dalam pembuatan rendang. Ada juga yang sedang menyiapkan bumbu seperti cabai, bawang putih, lengkuas, bawang merah, dan rempah-rempah lainnya yang nantinya dimasak bersama santan.

Bahan-bahan itu berpadu harmonis untuk menciptakan cita rasa khas rendang. Proses memasak rendang ini bisa memakan waktu berjam-jam. Saat kuah mulai mengental dan daging mencapai level kematangan yang disebut kaleo, rendang sebenarnya sudah bisa dikonsumsi.

Namun untuk mendapatkan tekstur yang sempurna serta daya tahan lebih lama, rendang harus terus dimasak hingga kuah benar-benar menyusut, mengering, dan berubah warna menjadi hitam pekat.

Ilham Razi, selaku owner dari Randang Amak menjelaskan rendang produksi Randang Amak dimasak dengan menggunakan resep dari orang tuanya yang dulu membuka warung makan Padang sejak tahun 1990-an.

Dengan resep yang sudah berusia lebih dari 30 tahun, kemurnian dan cita rasa rendang khas Minangkabau selalu terjaga.

Di temat ini, ada 4 varian unggulan. Selain rendang daging, produsen rendang di bawah naungan Gyandjati Group ini juga menghadirkan tiga varian unggulan yang tak kalah lezat, seperti rendang jengkol, dendeng kering balado, dan dendeng basah balado.

Ilustrasi memesan rendang. (Randanganak)

Menurut Razi, permintaan rendang dan dendeng meningkat di bulan Ramadan ini. Permintaan tinggi juga datang dari mahasiswa.

Di bulan Ramadan dan menjelang Lebaran ini, berbagai macam varian rendang yang sangat laris di pasaran. Masyarakat membeli rendang untuk menu berbuka puasa maupun sahur. Bahkan permintaan rendang dari mahasiswa juga cukup tinggi karena mereka membutuhkan makanan praktis, enak, dan tahan lama,” ungkapnya.

Ilustrasi rendamg otentik di Padang. (Randangamak.com)

Sejak awal tahun 2025, Randang Amak mulai didistribusikan ke seluruh Indonesia.

Hal ini dibuktikan dengan popularitasnya di media sosial, di mana akun TikTok @randangamak_id berhasil menggaet 1,3 juta pengikut, begitu pula akun Instagram @randangamak_id yang memiliki jumlah pengikut 1,1 juta, menandakan antusiasme tinggi terhadap cita rasa khas yang ditawarkannya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Press Release, Tiktok/randangamak_id